TELAJAKAN
SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DI BALI
I Made Teguh
Semara Wijaya
FKIP UNMAS
Denpasar
ABSTRACT
Broadly
speaking, in this
paper describes
the "Telajakan For Local
Wisdom In
Bali". Local
Wisdom is
the knowledge
of the community (local) customary accumulated
over several
generations, who live in certain environments. This
paper describes
the Telajakan is
a piece or
part of a
highway or village street in
front or
side yard. Which serves
as the
giver of
beauty telajakan front
yard and as
a shade that
will give coolness.
In this paper have some of issues of telajakan among others definition telajakan, roles and relationships telajakan with aspects of ecology, social and economic community. Telajakan relationship to the ecologyis equally instrumental in protecting the environment, social relations with the community telajakan is as the proposition gathered at communal work, and the relationship telajakan to the economy is making people more efficient in utilizing food for local food from telajakan
In this paper have some of issues of telajakan among others definition telajakan, roles and relationships telajakan with aspects of ecology, social and economic community. Telajakan relationship to the ecologyis equally instrumental in protecting the environment, social relations with the community telajakan is as the proposition gathered at communal work, and the relationship telajakan to the economy is making people more efficient in utilizing food for local food from telajakan
Key Words : local
wisdom, definition, relationship, ecology, social, economy
PENDAHULUAN
Salah satu yang menarik dari bangsa Indonesia adalah Pulau Bali. Pulau
dengan sebutan sejuta dewa atau pulau Dewata ini
mampu mendatangkan devisa yang tidak sedikit untuk negara ini. Pulau yang menjadi kebanggaan
masyarakat kita khususnya dan masyarakat dunia umumnya. Dengan berjuta keindahan pantai, kebudayaan dan berbagai macam
peninggalan-peninggalan sejarah lainnya mampu
membuat Bali tersohor ke segala lapisan
penduduk dunia. Keragaman etnik disini pun tidak menjadi masalah yang berarti meskipun
hampir 80% penduduknya beragama Hindu.
Terdapat berbagai macam budaya masyarakat Bali pendahulu kita. Yang mana amat banyak
kita temukan suatu ilmu-ilmu yang amat berharga dari kebudayaan para tetua kita
di Bali. Pada masa sekarang ini, tentunya kita sebagai generasi penerus memanfaatkan
kembali beberapa
ilmu-ilmu dari tetua kita terdahulu, untuk
menjaga kelangsungan bumi ini. Ilmu-ilmu tadi sering disebut sebagai suatu kearifan
lokal. Kearifan lokal adalah pengetahuan
masyarakat (lokal) adat yang terakumulasi selama beberapa generasi, yang hidup
dalam lingkungan tertentu. Definisi ini mencakup semua bentuk pengetahuan,
teknologi, keterampilan teknis (know-how skills), praktek dan keyakinan, yang
memungkinkan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang stabil di lingkungan
mereka (http://www.unep.org/ik)
Dalam makalah ini akan memaparkan mengenai salah satu kearifan lokal Bali. Salah satu
kearifan local yang dibahas pada makalah ini adalah telajakan dengan beberapa permasalahan diantaranya masih banyak yang
belum mengetahui apa yang dimaksud telajakan
beserta fungsinya dan kaitan telajakan
dengan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi. Yang mana penulisan makalah bertujuan
memberi informasi tentang telajakan
beserta fungsi dan kaitannya dengan ketiga aspek di atas kepada pembaca.
PEMBAHASAN
Pengertian
telajakan
Telajakan adalah
sepenggal atau sebagian jalan raya atau jalan kampung yang ada di depan atau
samping pekarangan rumah, termasuk jalannya sendiri, got beserta senderan dan
lain-lainnya (Kaler : 1982:16). Taman telajakan
yang dibahas pada makalah ini adalah taman telajakan
yang terdapat pada sisi kiri kanan jalan, karena mengingat dari beberapa jenis telajakan yaitu telajakan pura, telajakan
merajan, telajakan kantor, telajakan sekolah, telajakan jalan (media jalan) telajakan
telabah (saluran air), telajakan
desa, telajakan subak, telajakan puri, dan sebagainya. Adapun
konsepsi yang bisa diterapkan dalam penataan taman telajakan ini, tidak terlepas dari konsepsi nilai-nilai budaya Bali
yaitu:
(1)
Memanfaatkan
unsur-unsur alam dalam perwujudannya.
Di sini berarti dalam pembuatan telajakan
tersebut haruslah memanfaatkan unsur -unsur alam yang ada. Unsur-unsur di sini
adalah tumbuhan, tanah, udara, serta air.
(2) Mendukung fungsi tempat taman telajakan itu berada.
Telajakan seharusnya mendukung ataupun disesuaikan dengan tempat telajakan tersebut. Sehingga telajakan dapat memberikan manfaat bagi
tempat tersebut beserta areal sekitarnya.
(3)
Mengungkapkan
keselarasan terhadap alam dan lingkungannya.
Dengan memanfaatkan berbagai unsur alam tadi diharapkan
terjadinya keselarasan terhadap alam. Antara unsur-unsur tadi harus seimbang,
sehingga memperoleh keharmonisan serta keselarasan alami.
(4)
Didasarkan
atas tata nilai utama, madya, nista.
Pengertiannya di sini, secara umum, telajakan terdapat di berbagai tempat. Misalnya salah satunya pura.
Telajakan pada pura aturanya harus
mentaati aturan utama, madya dan nista. Utama berarti telajakan yang berada di
kawasan pura bagian utama (areal dalam tempat pelinggih-pelinggih pura), madya
merupakan bagian jaba tengah, serta nista merupakan bagian jaba (luar dari
pura). Di sana antara ketiga tempat tadi tentunya telajakannya harus dibedakan, baik dalam segi jenis
tanaman, luas, maupun manfaatnya.
(5)
Memiliki
keselarasan terhadap status sosial dan kemampuan ekonomi penghuni.
Keselarasan di sini berarti telajakan harus sesuai dengan kemampuan ekonomi penghuni. Penghuni
tidak disarankan untuk memaksa mengikuti telajakan penghuni lain yang
ekonominya menengah ke atas. Karena, seperti kita ketahui telajakan bukanlah
sarana untuk pamer.
Peranan telajakan
Dari pengertian telajakan kita
menjadi mengetahui apa yang dimaksud sebagai telajakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa telajakan memliki peranan sangat
penting. Secara umum telajakan
tersebut memberikan keindahan. Karena lahan di depan rumah akan tampak hijau
dengan di tumbuhi pepohonan ataupun perdu serta tanaman bunga. Hal tersebut
memberikan kesejukan mata yang memandang. Telajakan
juga sebagai symbol karakter pemilik rumah. Sebagai contoh, jika pemilik rumah
seorang pemalas ataupun selalu sibuk, dapat dilihat telajakan rumahnya akan tampak tidak terurus. Sedangkan pemilik rumah yang sadar terhadap pentingnya telajakan,
maka dapat dilihat penataan telajakan
yang rapi sesuai ketentuan yang ada dalam aturan-aturan membuat telajakan.
Telajakan dengan
ekologi atau lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat")
dan logos ("ilmu").
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan
biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan. Dari pemaparan di atas mengenai ekologi,
dapat kita cari hubungan antara telajakan
dengan ekologi. Antara telajakan
dengan ekologi, memiliki hubungan yang sangat erat. Telajakan berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan, yang mana
ekologi juga merupakan ilmu yang mempelajari lingkungan. Dengan adanya telajakan, lingkungan menjadi tertata
sehingga seimbang. Lahan resapan air masih terjaga dengan adanya telajakan. Areal perumahan tidak semua
dibangun bangunan, sisa lahan di dapan perumahan dibentuk telajakan, bagian inilah yang nantinya sebagai areal resapan air
karena seperti kita ketahui bangunan-bangunan berbahan beton mengakibatkan air sulit meresap ke tanah. Cadangan air tanah masih tersedia dengan bantuan telajakan sebagai perserapan air menuju tanah pada musim hujan.
Selain itu, telajakan juga
menghasilkan O2 dengan adanya tumbuh-tumbuhan yang ditanam pada telajakan. Dengan demikian ketersediaan
O2 di alam masih akan seimbang adanya. Telajakan juga membuat keragaman biodiversitas terjaga. Karena secara tidak langsung pemilik rumah pastinya menanam berbagai jenis pohon ataupun
tanaman sesuai dengan keperluan pada telajakan.
Pohon-pohon juga memberikan sarana bagi burung-burung untuk berpindah-pindah
tempat, dari satu tempat ke tempat lain dalam proses imigrasi (sebagai tempat
singgah burung-burung kecil yang tidak dapat terbang lama). Dengan demikian, telajakan juga berperan dalam menjaga
keanekaragaman binatang, khususnya burung.
Telajakan dengan nilai sosial masyarakat
Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak terlepas dari interaksi
anatara manusia di dalam lingkungan sosial. Interaksi bertujuan untuk menunjang
kehidupan tiap individu karena antara manusia satu dengan manusia yang lain
selalu memiliki kekurangan. Kehidupan sosial manusia dapat
kita lihat pada lingkungan masyarakat. Jika telajakan
kita kaitkan dengan nilai sosial yang ada dalam masyarakat, di sana
dapat kita lihat telajakan memberikan
media kepada masyarakat sebagai media berinteraksi. Seperti contoh krama banjar yang sedang melakukan pekerjaan bersih-bersih pada kawasan telajakan depan rumah. Mereka secara tidak langsung akan menjadi membaur. Para anggota krama banjar menjadi lebih mengenal satu sama lain karena mereka menjadi
dipertemukan dalam kegiatan ini. Kesibukan mereka yang mengakibatkan jarang
berkumpulnya anggota krama banjar menjadi terobati dengan adanya kegiatan ini. Telajakan juga menjadi wadah pengetahuan
bagi masyarakat. Mereka secara tidak langsung dapat mengetahui jenis-jenis
tanaman serta teknik-teknik berkebun karena
mereka terjun langsung merawat telajakan
mereka masing-masing. Selain itu, telajakan
juga memberikan para anak-anak dalam pembelajaran di sekolah terutama dalam
bidang IPA. Mereka menjadi mengetahui secara langsung tanaman-tanaman beserta
bentuknya karena melihat langsung pada telajakan
tempat mereka tinggal.
Telajakan dengan nilai ekonomi
Selain
sosial masyarakat, telajakan juga
berkaitan dengan nilai ekonomi. Hal tersebut dapat kita lihat pada pemanfaatan
hasil dari telajakan oleh manusia.
Dengan memanfaatkan hasil tumbuh-tumbuhan yang ada di telajakan, masyarakat menjadi dapat memanfaatkan pangan lokal
sehingga menjadi lebih berhemat dengan tidak lagi membeli. Sebagai contoh dapat
kita lihat masyarakat memanfaatkan ketela ungu yang ditanam pada telajakan sebagai bahan makanan. Masyarakat
tidak perlu lagi membeli di pasar karena sudah dapat menghasilkan sendiri.
Selain itu bahan sisa panen dari telajakan
juga dapat di jual agar memperoleh uang. Telajakan
juga menunjang suatu daerah agar pariwisatanya meningkat. Dengan tersusunnya telajakan dalam suatu wilayah desa,
menjadikan desa tersebut menjadi tujuan wisata. Karena seperti yang kita
ketahui, para wisatawan datang ke Bali adalah untuk melihat budaya yang ada di
Bali. Dalam artian ini, telajakan
merupakan salah satu budaya masyarakat Bali. Dengan menjadinya tujuan wisata,
pendapatan Desa akan meningkat. Dampaknya juga dapat dirasakan oleh para
masyarakat desa tersebut. Karena dengan pendapatan desa meningkat, otomatis
kesejahtraan masyarakat desa ikut terjaga dengan meningkatnya fasilitas desa.
PENUTUP
Simpulan
dan saran
Dari
uraian mengenai telajakan di atas
dapat disimpulkan bahawa telajakan sangat
berperan penting dalam kehidupan manusia. Telajakan
merupakan salah satu kearifan lokal di Bali yang berkaitan dengan nilai
ekologi, sosial masyarakat, maupun ekonomi. Yang mana semuanya berperan dalam
menunjang kehidupan manusia ke depan. Pada makalah ini diharapkan agar kearifan
lokal selalu dijaga agar generasi penerus dapat mengetahuinya serta tidak punah
seiring perkembangan teknologi. Diharapkan agar kearifan lokal khusunya telajakan mampu dikembangkan sebagai
media pelestarian lingkungan kedepan.
Daftar
Pustaka
Bambang Ismawan (Maret 10, 2011). Kearifan Lokal. Diakses dari
http://forsino.wordpress.com/2011/03/10/kearifan-lokal/
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall,
W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-1995:The Calm before the Storm , (Online), diakses dari http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html
Syamsul Alam Paturusi (Januari 2010). Menuju Kota Hijau, Melalui Kearifan Lokal
(Memberdayakan Potensi Terpendam Tri Kahayangan Di Denpasar Sebagai Hijauan
Kota Yang Abadi). Diakses dari http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=makalah%2Btelajakan&source=web&cd=3&ved=0CCQQFjAC&url=http://localwisdom.ucoz.com/load/0-0-0-11-20&ei=-M-wTvTNA4mGrAea--lU&usg=AFQjCNEZOgzvDt2g_6mpAVke8EBlQPAPbA&sig2=cmCoFW2bXzVIf8NAFfORcw
0 komentar:
Posting Komentar